PENGERTIAN TAJWID DAN KEUTAMAAN MEMPELAJARINYA
![]() |
Pengertian Tajwid dan Hukum-hukumnya. Image by Google |
PENGERTIAN TAJWID DAN KEUTAMAAN MEMPELAJARINYA
Pengertian
Tajwid
Secara
lughat (bahasa) kata "Tajwid" berarti "Tahsin"
(memperbaiki), sedangkan menurut istilah adalah: "Mengeluarkan setiap
huruf dari tempat keluarnya, serta memberi hak-haknya, seperti: jelas kuat,
lemah dan sifat-sifat huruf, seperti: tebal, tipis, al-jahr, isti'la, istifal dan lain-lain. Haq
huruf yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf atau seperti sifat
Al-jahr, Isti’la, dan lain sebagainya. Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan
tempat-tempat keluar huruf.
Mustahaq
huruf yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu ,seperti;
idh-har, ikhfa, iqlab, idgham, qalqalah, ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf,
dan lain-lain.
Imam
Ali bin Tholib mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari
makhrajnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat pada huruf
tersebut seperti qolqolah, Hams, dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-sifat
huruf yang terjadi karena sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom, dll.)
Pengertian
lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna
dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran.
Pengertian
tahsin (تحسين)
secara bahasa sama seperti pengertian tajwid yang berasal dari kata حَسَّنَ-
يُحَسِّنُ-
تَحْسِيْنًا
yang berarti membaguskan atau memperbaiki.
Adapun
masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat
keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf
(hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan),
ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat
al-Utsmani.
Maka
dapat dikatakan Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara
membaca Al-Quran dengan mengeluarkan huruf dari makhrojnya serta memberi hak
dan mustahaknya
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
”Sebaik-baik
kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”(HR.Muslim).
Tujuan dan Keutamaan mempelajari Ilmu Tajwid
Tujuan
mempelajari ilmu Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara
betul (fasih) sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw. serta dapat
memelihara lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Qur'an. Juga
agar dapat memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.
Kesalahan
dalam membaca Al-Quran dikategorikan dalam dua macam, yaitu:
1.
Al-Lakhnu al-Jaliy (Kesalahan besar / fatal)
Adalah
kesalahan dalam membaca Al-Quran yang dapat mengubah arti dan menyalahi urf
qurro. Melakukan kesalahan ini hukumnya Haram. Yang termasuk diantaranya ialah:
-
Kesalahan makhraj huruf. biasanya terjadi pada pengucapan huruf-huruf yang
serupa seperti 'ain dan hamzah, cha, ha, kho dan ghain, ta dan sebagainya.
-
Salah membaca mad, seperti bacaan pendek dibaca panjang atau sebaliknya.
-
Salah membaca charokat. Seperti charokat di akhir kata sebagai yang
menunujukkan jabatan kata
2.
Al-Lakhnu al-Khofiy (Kesalahan kecil).
Adalah
kesalahan dalam membaca
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Tentang
hukum mempelajari ilmu tajwid dapatlah kita ketahui dan kita pahami sebagai berikut:
"Mempelajari
ilmu tajwid (hukumna) fardhu Kifayah dan mengamalkannya fardhu 'ain bagi setiap
pembaca al-Qur'an (qari') dari umat Islam. Sebagaimana firman Allah swt.:'Dan
bacalah al-Qur'an secara tartil' Dan sabda Nabi Muhammad saw.:'Bacalah
al-Qur'an dengan lagu orang-orang Arab dan janganlah kamu melagukan seperti
orang-orang fasik dan orang orang sombong, karena sesungguhnya akan datang
beberapa kaum (golongan) sesudah aku (nabi saw.) yang suka mengulang-ngulang
bacaan al-qur'an (seperti mengulang-ulang nyanyian dengan bunyi-bunyian musik)
sambil meratap-ratap, mereka membaca al-Qur'an tidak melalui tenggorokan dan
tidak memikirkan artinya, hati mereka berpaling dari tujuan membaca al-Qur'an
dan hati orang yang heran (mengagumi tingkah laku mereka)."
Juga
sebagaimana yang dikatakan oleh asy-Syaik Ibnul Jazariy di dalam syairnya:
"Adapun
menggunakan tajwid adalah wajib hukumnya bagi setiap pembaca al-Qur'an, maka
barang siapa yang membaca al-Qur'an tanpa tajwid adalah berdosa, karena
bahwasanya Allah menurunkan al-Qur'an dengan tajwid. Demikianlah yang sampai
kepada kita adalah dari Allah (dengan secara murawttir)."
Adapun
keutamaan mempelajari ilmu tajwid dapatlah dijelaskan sebagai berikut:
"Sesungguhnya (ilmu Tajwid) adalah ilmu yang paling utama dan paling
mulia, berkaitan dengan kitab yang paling mulia dan paling agung
(Al-Qur'an)."
Dalil dan Dasar Penyusunan Ilmu Tajwid
1.
Al-Qur'an, surah Al-Muzammil ayat 4:
وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Artinya:
Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
2.
Sabda Rasulullah saw.
جَوِّدُ الْقُرْآنَ فَإِنَّ التَّجْوِيْدَ حِلْيَةُ الْقِرَاءَةِ
"Baguskanlah
bacaan al-Qur'an, maka sesungguhnya membaguskan bacaan al-Qur'an itu hiasan
qira'at (bacaan)." [HR. Turmudzi].
3.
Dalam Sunan An-Nasa’i dan Ad-Darimi serta Al-Mustadrak Al-Hakim dari Barra’
r.a. berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
حَسِّنُوْا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حُسْنًا
“Baguskanlah
Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah keindahan
Al-Qur’an.”
Kaidah-Kaidah Ilmu Tajwid
Hukum-hukum
dalam tajwid beserta komponen ilmu tajwid yang harus dikenal dipelajari,
dipahami serta diamalkan dalam membaca Al-Quran, antara lain :
1.
Hukum Ta’awuz dan Basmalah
Isti’azah
atau taawuz adalah melafazkan atau membunyikannya : “A’uzubillahi minasy syaitaanir
rajiim” (ﺍﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ)
cara
melafazkan basmalah adalah bunyinya:
“Bismillahir
rahmaanir rahiim” (ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ).
Terdapat
4 cara membaca iati’azah, basmalah dan surat :
a.
memutuskan isti’azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah,
b.
menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,
c.
membaca isti’azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,
d.
membaca isti’azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.
Terdapat
4 cara membaca basmalah di antara dua surat. Membaca basmalah adalah tanda awal
dimulai suatu bacaan dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca basmalah suatu
keharusan dengan tujuan :
a.
Basmalah sebagai pemisah dengan surat Al-Quran yang lain
b.
Sebagai penghubung dengan awal surat Al-Quran
c.
Sebagai penghubung dari kesemua surat Al-Quran
d.
Menghubungkan akhir surat dengan basamalah, lalu berhenti. Namun basamalah
tidak selalu menjadi surat awal yang harus terus dibaca untuk melanjutkan surat
berikutnya. Walau bagaimana pun, tidak harus membaca demikian karena
dikhawatirkan ada yang mengganggap basmalah merupakan salah satu ayat daripada
surat yang sebelumnya.
Dalam
ilmu tajwid juga dikenal ada 9 hukum bacaan yang isinya menjelaskan
bagian-bagian tanda baca dan cara melafazkannya atau pengucapannya, antara lain
:
A.
Hukum nun mati dan tanwin, terdiri dari :
1.
Izhar Halqi
2.
Idgham
3.
Idgham Bilaghunnah
4.
Iqlab
5.
Ikhfa’ haqiqi
B.
Hukum mim mati
Selain
hukum nun mati dan tanwin adapula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca
Al-Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan
huruf mim mati (مْ) yang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu.
Hukum
mim mati memiliki 3 jenis, yang diantaranya adalah :
1.
Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila
mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar
di bibir dan dibaca didengungkan.
Contoh:
(فَاحْكُم
بَيْنَهُم)
(تَرْمِيهِم
بِحِجَارَةٍ)
(وَكَلْبُهُم
بَاسِطٌ)
2.
Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila
mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan
mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga
idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh
: (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
3.
Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila
mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain
huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan
mulut tertutup.
Contoh:
(لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ)
(تَمْسُونَ)
C.
Hukum mim dan nun tasydid
Hukum
mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ)
yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah
yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap
huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh:
ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ
ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ
D.
Hukum alif lam ma’rifah
Alif
lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata
yang bermakna nama atau isim. Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu
qamariah dan syamsiah.
-
Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti:
alif/hamzah(ء), ba’ (ب), jim (ج), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), fa’ (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha’ (ﮬ) dan ya’ (ي). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab
yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara
membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
-
Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د), dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama
asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara
membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf
setelahnya.
E.
Hukum idgham
Idgham
(ﺇﺩﻏﺎﻡ)
adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke
dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan
cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis
idgham:
-
Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf
yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan
sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
-
Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ – yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat
dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’
bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
-
Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf
yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan
ra’ serta dzal dan zha. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ
F.
Hukum mad
Mad
yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid
dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut
kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli
dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf
tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad
diukur dengan menggunakan harakat.
G.
Hukum ra’
Hukum
ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam bacaan. Terdapat tiga
cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan
ditipiskan.
*
Bacaan ra’ harus dikasarkan apabila:
1.
Setiap ra’ yang berharakat atas atau fathah.
Contoh:
ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
2.
Setiap ra’ yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya
berbaris atas atau fathah.
Contoh:
ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
3.
Ra’ berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh:
ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
4.
Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi
ra’ tadi berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh:
ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
*
Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:
1.
Setiap ra’ yang berbaris bawah atau kasrah.
Contoh:
ﺭِﺟَﺎﻝٌ
2.
Setiap ra’ yang sebelumnya terdapat mad lain
Contoh:
ﺧَﻴْﺮٌ
3.
Ra’ mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak
berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh:
ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
*
Bacaan ra’ yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang
berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan
salah satu huruf isti’la’.
Contoh:
ﻓِﺮْﻕ
Isti’la’
(ﺍﺳﺘﻌﻼ
ﺀ): terdapat
tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).
H.
Qalqalah
Qalqalah
(ﻗﻠﻘﻠﻪ)
adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau
memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
-
Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris
mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh:
ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ,
ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
-
Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan
karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila
bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh:
ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ,
ﻋَﻟَﻖٍ
Semoga
bermanfaat.
---------------
Sumber :
http://www.jadipintar.com/2015/01/pengertian-tajwid-keutamaan-dan-hukum-mempelajarinya.html
No comments:
Post a Comment